FIQIH PRIORITAS
Pada saat ini kita sedang keliru
dalam menempatkan prioritas – prioritas dalam hidup kita. Dalam buku fiqih
prioritas ini anda akan mendapatkan pelajaran mengenai fiqih urutan pekerjaan (fiqh maratib al-a’mal). Yang dimaksud
dengan istilah tersebut adalah menempatkan segela sesuatu pada peringkatnya
dengan adil dari segi hukum, nilai, dan pelaksanaanya. Sehingga sesuatu yang
tidak penting, tidak didahulukan atas sesuatu yang lebih penting. Sesuatu yang
penting tidak didahulukan atas sesuatu yang lebih penting. Sesuatu yang tidak
kuat tidak didahulukan atas sesuatu yang kuat, Sesuatu yang biasa – biasa saja
tidak didahulukan atas sesuatu yang utama atau paling utama.
Bila kita memperhatikan kehidupan
kita dari berbagai sisinya baik dari segi pemikiran, sosial, ekonomi, politik kita
akan menemukan bahwa timbangan pada masyarakat sudah tidak seimbang lagi. Kita akan
menemukan bahkan hampir disetiap negara perkara – perkara yang berkenaan dengan
dunia seni dan hiburan senantiasa diprioritaskan dan didahulukan atas persoalan
yang menyangkut ilmu pengetahuan dan pendidikan. Anak – anak muda sibuk
mengolah raga dan fikiran mereka, lalai dalam mengolah jiwa/ruhiyah mereka.
Kita melihat bahwa banyak orang
muslim yang pergi haji untuk ke 2, 3, 4, atau 5 kalinya. Padahal disatu sisi
banyak orang miskin yang butuh makanan dan pekerjaan. Jika dana yang digunakan untuk berangkat haji
tersebut dipergunakan untuk membangun perekonomian masyarakat tentulah itu
lebih bermanfaat. Terlihat pula sikap empati terhadap sesama, dan kita memang
di ajarkan untuk memprioritaskan kebaikan masyarakat/sosial ketimbang
individual hal ini dapat anda lihat dalam buku “Fiqih Prioritas” ini.
Masyarakat disibukkan dengan
aktivitas – aktivitas olah raga dan/atau olah fikiran sedang olah jiwa
(ruhiyah) tidak. Maka timbullah orang – orang dengan badan kuat yang bengis,
orang pintar yang licik dan pandai berbohong. Tidak dipungkiri lagi bahwa
eksistensi manusia dimuka bumi ini adalah karena adanya jiwa/ruh. Maka
seharusnya sisi jiwa/ruh inilah yang harus diutamakan, dibina dan dikembangkan.
Umat islam saat ini dipecah
belahkan oleh hal –hal yang furu’iyah, furu’iyah berarti perbedaan. Perbedaan
dalam hal cara pandan,tata cara ibadah atau hal lainnya, hal ini terjadi
semenjak zaman rasullullah, namun hal ini dapat diatasi oleh rasulullah karena
semua selalu berpedoman pada fatwa rasul. Namun ketika rasullullah wafat hal
furu’iyah ini menjadi yang memecah belah umat islam. Padahal yang terpenting
adalah bagaimana umat islam ini bisa bersatu.
Semoga allah menyatukan umat
islam pada saat ini.
“Sesunguhnya potensi umat islam
sangat besar dan memadai, baik dari segi sumber daya alam, manusia, ekonomi,
pemikirian, budaya, politik, moral maupun fisik. Hanya saja, diantara persoalan
yang dihadapinya masih sangat sering terjadi disalokasi potensi akibat tidak
adanya pemahaman mengenai prioritas amal perbuatan. Mana yang harus didahulukan, dan mana yang
harus diakhirkan. Mana yang harus dipentingkan dan mana yang harus
dikesampingkan. Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya yang sangat penting ini membantu
kita bagaimana merumuskan persoalan seputar prioritas amal perbuatan ini, baik
yang menyangkut pemikiran, ekonomi, budaya sosial, kejiwaan, dakwah, tarbiyah,
jihad, ibadah, ataupun amal individual. Oleh karena itu, setiap muslim,
khususnya mereka yang aktif terlibat menggelindingkan roda organisasi
keislaman, selayaknya membaca gagasan Dr. Yusuf Qardhawi yang tertuang dalam
buku ini”. Begitulah sinopsis pada buku Fiqih Prioritas.
Dari sinopsis diatas dapat kita
ketahui bahwa potensi umat ini sangatlah besar, kita punya al-qur’an dan sunnah
rasul dua warisan yang sangat dahsyat terdapat segala apa yang dibutuhkan dalam
hidup ini. Tetapu kita sudah lalai dan meninggalkannya. Kita disibukkan leh
persoalan – persoalan yang tidak penting. Bagaimana solat yang seharusnya,
wudhu, solat terawih berapa rakaat, penentuan awal dan akhir bulan ramadhan. Energi kita dihabiskan untuk hal – hal demikan
padahal disatu sisi orang – orang dibarat sana sedang berfikir bagaimana pergi
kebulan, membuat senjata tempur terkuat sedunia, membangun perekonomian dunia
ini. Bagaiamana dengan kita.? Begitu kecilkah
kita.??
Semoga buku ini dapat membantu anda dalam menentukan
prioritas – prioritas dalam hidup anda, membesarkan fikiran dan jiwa anda
karena mampu memahami dan memprioritaskan hal – hal yang besar dalam hidup ini.
Komentar
Posting Komentar