Salah Memahami Introvert
Seorang penulis yang pernah saya baca, pernah bertanya "Buat kalian yang susah bergaul dan menggunakan alasan
‘saya kan introvert’, sebenarnya apa yang kamu pahami tentang introvert”?
Sama,saya juga susah bersosialisasi—lebih parah waktu masih kecil—tapi tidak sekalipun pernah mencari pembenaran dengan membawa-bawa alasan:
"Karena saya introvert."
Bersosialisasi secara nyata didunia nyata adalah perjuangan saya yang paling berat karena pada dasarnya saya sangat tidak suka bersosialisasi dan tidak suka bertemu orang kecuali saudara dekat,tetangga yang sudah kenal akrab,atau teman akrab. Tapi apa gunanya otak jika tidak dimanfaatkan untuk berpikir mencari penyelesaian masalah dan mencari solusi.
Apa yang saya pahami tentang introvert
Adalah sikap. Sikap terkait bagaimana manusia mengarahkan orientasi pikirannya;
ke dalam (perasaan, emosi, pikiran, ide, keinginan, bayangan-imajinasi) atau keluar (pengalaman, benda, orang, tindakan, aktivitas) yang ujungnya mengarah kepada pemenuhan atas energi diri.
Orang introvert akan lebih berenergi dan menginvestasikan banyak waktunya untuk lebih senang terserap ke dalam dunia internalnya.
Dan orang ekstrovert akan lebih berenergi dan menginvestasikan banyak waktunya untuk lebih senang terserap menuju dunia eksternalnya.
Sehingga, pengejewantahan atas sikap pikiran tersebut di mana orang introvert tampak penyendiri,terlihat pendiam, pemurung, tertutup, tidak ekspresif.
Dan orang ekstrovert akan tampak ekspresif dan penuh aksi petualangan.
Namun,
Itu tidak sama artinya kemudian salah pemahaman masyarakat tentang introvert diidentikan dengan sifat pemalu, anti sosial, bodoh, tidak bisa public speaking, tidak bisa berdebat dsb, ini semua sebenarnya tidak ada hubungannya dengan introversi.
Sama halnya dengan,
Ekstrovert yang tidak sama artinya dengan tebal muka, pembicara yang handal, pintar, menyenangkan dan tidak mungkin tertutup ataupun pemurung, pendiam. Tidak.
Saya mencoba menjawab.
Seorang introvert tidak begitu nyaman berbicara di depan banyak orang terlebih saat melibatkan kontak mata. Mungkin yang dirasa saat bertemu dengan banyak orang yang tidak sefrekuensi adalah perasaan cemas dan khawatir yang lebih besar dari pada rasa percaya diri. Jadi saat ia menulis, terlebih situasi yang melingkupi saat menulis senyap, otak dan pikiran dapat bekerja dengan baik.
Introvert lebih suka tempat sunyi.
Dalam suasana sepi ia lebih suka memanfaatkan waktunya membaca. Mengamati beberapa argumen di berbagai forum kepenulisan tentang sebuah topik merupakan hal menyenangkan bagi orang berkarakter ini. Ia juga terkadang lebih berhati-hati dalam menanggapi tulisan.
Bahkan lebih memilih untuk membuat tulisan sendiri sebagai bentuk dari curahan pikirannya tentang apa yang dia amati.
Kesimpulannya, introvert sangat berhati hati, Ia lebih suka mengamati, mengumpulkan data dan informasi terlebih dahulu lalu menganalisa dan menuangkan dalam bentuk tulisan.
Sumber sahabat Introvert.
Komentar
Posting Komentar