Belajar dari Pengalaman Orang Lain

𝐁𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐢𝐧: 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐚𝐦𝐩𝐮?

Ungkapan bijak mengatakan, “Guru terbaik adalah pengalaman.” Namun, ada bentuk pembelajaran yang lebih bijaksana—belajar dari pengalaman orang lain. Kita tak perlu jatuh ke lubang yang sama jika kita mampu memetik hikmah dari kisah hidup orang lain, baik yang positif maupun negatif.

Akan tetapi, dalam kenyataannya, banyak orang tetap mengulangi kesalahan yang sama. Mengapa hal ini terjadi?

Pertama, tidak semua orang memiliki kemampuan reflektif. Mereka bisa saja mendengar cerita orang lain, tetapi tidak benar-benar merenungkannya dalam konteks kehidupan pribadi mereka. Refleksi butuh keheningan, kesadaran, dan kejujuran pada diri sendiri.

Kedua, ada ego dan keangkuhan yang membuat seseorang merasa lebih tahu atau merasa dirinya berbeda. “Itu tidak akan terjadi padaku,” adalah bentuk penolakan halus terhadap pelajaran yang bisa dipetik dari orang lain.

Ketiga, belajar dari pengalaman orang lain menuntut empati dan keterlibatan emosional. Tanpa kemampuan merasakan dan memahami secara emosional, sebuah kisah hanya akan menjadi informasi kosong yang tak meninggalkan bekas.

Keempat, kemampuan menghubungkan antara kisah orang lain dan situasi pribadi sering kali belum terasah. Ini membutuhkan kecerdasan berpikir dan kematangan psikologis.

Kelima, ada pola pikir bawah sadar yang sudah tertanam kuat. Tanpa upaya sadar untuk mengubahnya, pikiran bawah sadar akan terus menarik seseorang pada pola lama, sekalipun ia sudah tahu itu keliru.

Dan terakhir, rasa urgensi yang rendah membuat seseorang merasa belum perlu berubah. Selama belum merasakan konsekuensinya langsung, pelajaran dari orang lain dianggap belum relevan.

Untuk bisa sungguh-sungguh belajar dari pengalaman orang lain, seseorang perlu membuka diri, membangun kesadaran, dan berani merenungi dirinya sendiri. Ketika kita bersedia belajar dari siapa pun, kehidupan menjadi sekolah yang tak pernah habis memberi pelajaran.

Demikianlah adanya...
Demikianlah kenyataannya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBIASAAN

Perkecil Circlemu

Bipolar Dan Kopi