Jangan Mengambil Keputusan Disaat Kondisi Letih

Benjamin Franklin, sebagai seorang pemikir yang tajam dan bijaksana, memahami bahwa keputusan yang baik lahir dari kejernihan pikiran, bukan dari emosi yang sedang memuncak atau terpuruk. Dalam pandangannya, kondisi emosional seseorang sangat memengaruhi cara berpikir, menilai, dan bertindak. Maka dari itu, ia secara implisit memperingatkan bahwa membuat keputusan penting ketika sedang dikuasai oleh rasa takut, marah, lelah, sedih, atau bahkan terlalu senang—adalah langkah yang berisiko.

Franklin ingin menekankan bahwa saat kita berada dalam kondisi emosional yang tidak stabil, kita cenderung kehilangan objektivitas. Rasa takut bisa membuat kita menghindari risiko yang sebenarnya perlu diambil. Keletihan bisa memburamkan logika. Kegembiraan yang berlebihan pun bisa menutup mata terhadap potensi bahaya. Dan dalam tekanan atau kesedihan, seseorang bisa tergoda untuk membuat keputusan drastis hanya demi mengakhiri rasa sakit sesaat, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Oleh karena itu, Franklin mendorong agar setiap keputusan besar—yang menyangkut masa depan, hubungan, atau tanggung jawab besar—diambil dalam kondisi pikiran yang tenang, jernih, dan seimbang. Waktu untuk merenung, menjauh dari gejolak emosi, dan mengkaji ulang pilihan-pilihan yang ada sangatlah penting. Dalam dunia yang cepat dan penuh tekanan, nasihat ini tetap relevan: jangan biarkan emosi sesaat membentuk keputusan yang akan kamu sesali dalam jangka panjang.

Kebijaksanaan sejati, menurut Franklin, bukan hanya soal mengetahui hal yang benar, tapi juga tahu kapan waktu yang tepat untuk bertindak.

#Stoikisme #FilosofiHidup #MotivasiDiri #KataBijak #RenunganHidup #StoicWisdom #SelfImprovement #MindsetSukses #PemikiranBesar #StoicPhilosophy #HidupBermakna #DailyStoic #FilsafatKehidupan #InnerPeace #GrowthMindset Filosofi Kehidupan Filsuf Sejati Motivasi Diri Motivasi Story

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBIASAAN

Perkecil Circlemu

Bipolar Dan Kopi