Peredaan Niat yang Benar dan Salah dan Perbedaanya dengan Tujuan
Kamis, 10 April 2025
Assalamu’alaikum wr. Wb
Selamat pagi,
Kali ini kita akan membahas tentang “Niat”
Ketika Ali hendak menebas leher musuhnya yang sudah
tersungkur, Ali membatalkannya karena sang musuh meludahi muka Ali.
Ali yang geram dan marah mengurungkan niatnya menebas musuh
tersebut. Itu karena Ali tak ingin membunuh musuhnya karena “Amarahnya”. Ali
hanya ingin menebas musuh karena “Allah” bukan marahnya, bencinya, atau
murkanya terhadap musuh.
Sehingga kalau kita dengar dibarat beberapa decade ini muncul
istilah “Islam Phobia” karena dinilai Islam adalah agama kekerasan, teroris,
dll. Sudah ribuan tahun yang lalu sahabat Nabi Muhammad yaitu Ali R.A sudah
membuktikannya secara real dan dengan tingkat kesulitan yang amat tinggi yaitu
musuh yang tersungkur didepan matanya “Tak Jadi dia Tebas”. Semoga ini bisa
mengispirasi anda dan mencari tentang Islam sesungguhnya. Betapa Islam
mengajarkan kemanusiaan, kedamaian, dll.
Islam Phobia hanya akal – akalan barat dan kelompok tertentu
yang tak menyukai Islam dengan berbagai macam agenda dibelakangnya.
Kembali ke masalah “Niat”.
Dari kisah sahabat Rasul (Ali R.A) tersebut kita bisa
mengintropeksi diri kita bahwa banyak hal yang selama ini kita lakukan dan kita
perjuangkan tapi bukan karena Allah “Niatnya”, betul apa betul.? Hehe
Ya, sayapun saat menulis tulisan ini sedang meluruskan niat
terus agar tulisan ini tak bertujuan selain untuk berbagi ilmu yang baik karena
“Allah”. Isi kepala kita punya Allah, kalau Allah SWT mau membuat kita lupa seketika
”sangat Mungkin” mangkanya ada yang tiba – tiba lupa ingatan karena kecelakaan,
Al-Zheimer dll. Sayapun terus berdo’a agar tak dijadikan sombong dengan apa
yang Allah SWT titipkan didalam kepala ini walau mungkin isi kepala ini hanya
sedikit.
Ok kmari kita lanjut, dunia ini kacau salah satunya karena
banyak orang yang “Salah Niat.”
Contoh : Ada orang beli jam tangan “Niatnya” ingin pamer dan
keren dilihat banyak orang, yaudah yang dia dapet kekaguman orang – orang yang
juga melihat dunia ini dari benda – benda atau materi – materi saja.
Orang – orang yang melihat sesuatu dari segi value (Nilai) contoh
ada bapak – bapak boncengin istri dan anak - anaknya ditengah hujan lebat dan dengan
menggunkan mantel seadanya, orang ini tau kalau bisa aja bapak tersebut nyicil
beli mobil dan lain – lain. Tapi orang – orang tipe ini akan lebih kagum ke bapak
– bapak tersebut ketimbang yang dia tau ada orang naik mobil mahal bagus, mewah
tp maksain nyicil.
Nah anda perlu jeli melihat orang – orang tipe seperti ini,
agak sulit mencarinya tapi cukup banyak di dunia ini. Kalau perlu dibuntutin
sampe rumahnya di lihat kesehariannya orang – orang zaman dulu kalau benar –
benar mencari teman, sahabat dan guru sampai segitunya.
Sekarang ada kemudahan social media walau keakuratannya
menggambarkan seseorang tak begitu tinggi presentasinya tp bisa digunakan.
Baik, kita lanjut lagi tentang cerita “Salah Niat”.
Kembali ke cerita membeli jam tangan, ada nih orang yang beli
jam Tangan baru tapi “Niatnya betul – betul karena Allah”. Anda akan kaget
nanti dizaman sekarang dimana orang yang semuanya hampir memiliki HP untuk
melihat Jam, tiba – tiba ada yang bertanya mas sekarang jam berepa ya.?
Pasti dalam hati kecil anda, anda akan senang dan bersyukur
ada yang bertanya seperti itu.
Itulah pentingnya “Niat” orang sana bilangnya “Purpouse/Goals”
atau kita “Tujuan”.
Sama gak sih.?
Saya fikri agak berbeda “Niat” lebih kehati, dalam prakteknya
dia cenderung banyak menggunakan perasaan atau emosi seseorang jadi lebih besar
energinya.
sedangkan “Purpouse/Goals” atau “Tujuan”cenderung ke
imajinasi dan cara berfikir kita terhadap sesuatu.
Contoh nih : kamu beli sendal tujuannya apa.?
Di jawab : Biar kaki gak sakit kena krikil di tanah.
(Cenderung memakai akal)
Kalau niat : kamu beli sendal tujuannya apa.?
Di jawab : Saya seneng sama sendal yang ini. (cenderung
menggunkaan perasaan atau emosi)
Kira – kira begitu..
Lanjut lagi, semoga matanya tetep kuat ya…
Lalu saya pernah di tanya “Apa Tujuan anda bekerja disini.?”
Saya selalu jawab untuk bekal saya menikah Pak.
Menurut say aitu jawaban yang cukup aman bagi yang ingin
diinterview kerja.
Tapi silahkan dicari juga jawaban yg lain..
Lalu saya pernah di sentil sama ibu dokter Waktu tes
kesehatan terkhir recruitment kerja..
Pas saya masuk ruangan bu dokter, saya sapa “Pagi..”
Saya malah kena Omeel. haaha
Bu dokter bilang : Kamu Muslim, nih nama kamu Muhammad, pake
Assalammu’alaikum dong ada do’anya disana dan sekaligus menyapa.
Akhirnya mulai dari situ setiap saya interview kerja saya selalu
mengawali memeperkenalkan diri dengan Assalammu’alaikum didepan para pimpinan.
Manager – manger maaf yang bukan Islam banyak yang kaget..
Ada anak muda cari kerja berani – beraninya ngasih first impression bawa – bawa
Agama, jarang – jarang nih. Hehe
Bisa dipake ya cara saya bagi yang belum pernah coba. Tapi pasti
saya yakin dianatara yang membaca tulisan ini juga sudah ada yg mengerti seperti
saya. Bahkan ada yg lebih hebat lagi dari saya.
Lalu sedikit tentang bawa – bawa agama,
Banyak yang gak suka dan bilang gini, alah udahlah gak usah
bawa – bawa agama..
Guru saya bilang, kita nanti pas meninggal aja akan membawa
- bawa agama, disholatkan, di do’akan. Masa kita selama hidup gak mau bawa agama
kemana – mana. Kita solat ditempat kerja, ditoko, sekolah,dll.
Lalu ada juga yang nambah ibadahnya dengan tilawah (membaca)
Al -Qur’an atau berdzikir di Bus atak Kereta. Yaitulah maksudnya kita bawa
agama kemana – mana. Jadi ketika kita di panggil entah kapan kita sudah siap
karena kita memang kemana – mana sudah membawa agama dan akan mati membawa
agama.
Baik, kembali ke cerita jam tangan yang anda beli tadi, dan
ketika anda membeli sesuatu benar – benar karena Allah anda akan sedikit ngerem
dan tak berlebihan membeli sesuatu.
Beda dengan membeli karena hawa nafsu atau hanya keinginan
yang tak ada “Niat Allah” sunguh – sungguhny didalamnya. Anda condong membeli sesuatu
yang terkeren atau termahal akhirnya nanti ada aja beban mental yang diemban, ada
orang yang iri gak mau ditumpangin sama orang tertentu dll.
Allah menyukai yang indah – indah atau yang bagus – bagus tapi
tetap ditengah sesuai surat Al – Fatihah yang kita baca setiap hari yaitu “Shirotol
Mustaqim” jalan yang lurus.
Ok, baiklah sekarang begini, kita sudah kadung melakukan
sesuatu dan memperjuangkan sesuatu bukan karena “Allah” atau “Salah Niat” tak
apa, saya pernah mendengar seorang guru yang bilang perbaiki niatmu atau luruskan
kembali Niatnya. Tapi harus sungguh – sungguh karena nanti niat anda yang
diperbaiki tersebut Akan Allah uji, bener gak nih jangan – jangan cuman “Sadar
Seaat”.
Simple kan dalam Islam,, Islam tak mempersulit umatnya…Semoga
anda mencari tahu dan terinsiprasi dengan ini.
Dalam buku Hadist Arbain, hadist yang pertama kali dbahas atau
diterangkan adalah Hadist tentang Niat.
Betapa pentingnya niat ini sampai Ialah Topik pembahasan Awal,
karena kalau sudah salah niat kebelakangnya bisa hancur semua. Bahkan seorang
Alim Agama sekalipun harus mampir dulu ke Neraka karena Dia Menyampaikan Agama
Karena Harta, dll.
Sekian tulisan saya kali ini, mohon dibukakan pintu maaf
selebar - lebarnya jika ada kata – kata yang tidak berkenan.
Saya akhiri,
Terimakasih Sudah membaca…
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Komentar
Posting Komentar