The Power of Old Man
Seekor anjing tua pergi keluar pada suatu hari untuk mengejar kupu-kupu.
Dia tidak terburu-buru. Dia tidak punya arah. Dia hanya ingin merasakan kehidupan di antara cakarnya sekali lagi.
Namun, diantara satu permainan ke permainan berikutnya, dia tersesat.
Dan yang lebih buruk lagi, seekor macan tutul muda yang lapar dan cepat mulai mendekat.
Anjing itu, yang melihat bahaya, tidak lari. Dia tidak memiliki kekuatan untuk itu.
Jadi, dia duduk dan menggigit beberapa tulang tua yang tergeletak di sekitarnya dan berkata dengan keras:
-"Mmm... macan tutul yang baru saja saya makan sangat lezat.
Apakah masih ada lagi di sekitar sini?"
Mendengar ini, macan tutul muda itu berhenti.
Dia menatap anjing tua itu dengan ketakutan.
Dan melarikan diri.
Bukan kekuatan yang menyelamatkan anjing tua itu. Melainkan kecerdasannya.
Tapi cerita tidak berakhir di situ.
Seekor monyet, yang melihat semuanya dari atas pohon, memutuskan untuk mengkhianati si anjing:
Dia berlari mengejar macan tutul untuk mengatakan yang sebenarnya dengan imbalan perlindungan.
Sang anjing, yang bukan bodoh, melihat mereka kembali - macan tutul yang sedang marah, dan monyet yang berada di punggungnya.
Kali ini, tanpa kehilangan ketenangannya, ia duduk kembali dan bergumam dengan keras:
-"Dimana monyet itu? Saya menyuruhnya menjemput macan tutul yang lain beberapa waktu yang lalu dan dia masih belum kembali...."
Macan tutul itu tiba-tiba berhenti.
Dia melihat ke arah monyet itu.
Dan kali ini, yang lari adalah monyet itu.
Moral dari cerita ini:
Hidup tidak selalu memberi penghargaan kepada yang tercepat.
Tidak selalu yang terkuat yang menang.
Terkadang, yang menang adalah orang yang tahu bagaimana menunggu, mengamati, dan bertindak dengan bijak.
Karena usia tidak merampas kekuatan anda.
Usia mengajarkan anda cara menggunakannya dengan lebih baik.
Komentar
Posting Komentar