Jangan Mengeluh
*Sore Ini, Jangan Mengeluh.*
Sore ini tenang.
Langit agak jingga.
Kopi masih hangat.
Hari libur.
Waktu paling pas untuk merenung.
Dan tiba-tiba pikiran itu datang:
"Hidupku begini-begini saja."
"Kenapa rezeki lambat?"
"Kenapa hidup terasa jalan di tempat?"
Lalu hampir saja saya mengeluh.
Tapi saya tahan.
Saya lihat ke luar jendela.
Ada tetangga yang baru saja kehilangan istri.
Sendirian di teras.
Menatap kosong.
Ada tukang bakso lewat.
Panas-panas dorong gerobak.
Di hari libur orang lain.
Ada pengamen kecil.
Suara sumbang.
Tapi semangat.
Dan saya di sini.
Masih bisa duduk santai.
Masih bisa merenung.
Masih bisa menulis.
**Maka mengeluh sore ini—sungguh keterlaluan.**
Kata Allah:
*"Wa in ta’uddu ni’matallahi la tuhsuha."*
*(Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tak akan sanggup menghitungnya – QS. Ibrahim: 34)*
Bahkan waktu kosong ini, adalah nikmat.
Bahkan kemampuan mengeluh pun, nikmat.
Kalau kamu bisa istirahat hari ini—itu sudah kemewahan.
Karena banyak yang tidak bisa.
Lalu, kenapa tidak kamu pakai sore ini untuk bersyukur?
Untuk menyusun rencana?
Untuk menenangkan hati?
Sore itu tidak selalu tentang senja.
Terkadang tentang kesadaran.
Bahwa kamu masih diberi waktu.
Dan selama waktu itu ada—
*Kamu belum kalah.*
Jadi…
Nikmati kopimu.
Tenangkan pikiranmu.
Tapi jangan biarkan keluhan menyusup.
*Karena kamu jauh lebih beruntung dari yang kamu kira.*
By : Pak Mamas
Komentar
Posting Komentar