Akhir Pekan
Tersenyum Dalam Syukur yang Dalam
Weekend adalah momen jeda, ruang istirahat dari hiruk-pikuk dunia. Tapi waktu libur bukan alasan untuk lalai bersyukur. Justru di sela rehat itulah, kita punya waktu lebih jujur kepada diri sendiri: apakah hidup ini sudah penuh makna? Atau hanya penuh rencana? Tersenyumlah, sebab syukur adalah wajah paling indah dari iman.
Di tengah kesibukan dunia yang kian menuntut, akhir pekan seharusnya bukan sekadar hari libur. Ia adalah momen untuk merenung, memperbarui niat, menyusun ulang prioritas, dan mengisi kembali batin yang mulai gersang karena rutinitas. Maka ketika waktu akhir pekan hadir, jangan hanya menjadikannya tempat pelarian dari tanggung jawab, tetapi jadikan ia ruang pertemuan paling jujur antara hamba dan Rabb-nya.
Jangan lupa bersyukur. Karena terlalu banyak yang lupa. Lupa bahwa masih bisa bernafas hari ini adalah nikmat. Lupa bahwa masih bisa memejamkan mata dengan tenang adalah karunia. Padahal Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (QS. Ibrahim: 7)
Syukur bukan hanya ucapan “alhamdulillah”. Ia adalah cara pandang, sikap hidup, dan keputusan yang kita ambil dalam setiap kesempatan. Bersyukur artinya menyadari bahwa segala sesuatu, bahkan yang paling kecil sekalipun, adalah pemberian. Saat kita mampu menikmati momen sederhana seperti duduk bersama keluarga, melihat senyum anak, mencicipi secangkir teh hangat itulah tanda hati kita masih hidup dalam syukur.
Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Waktu adalah modal satu-satunya yang tak bisa diulang. Nabi ﷺ bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
"Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)
Jangan sampai akhir pekan justru menjadi ladang kelalaian. Gunakan untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga, menguatkan ikatan dengan orang tua, membersihkan rumah yang selama ini kita abaikan, atau sekadar menengok hati sendiri dalam perenungan. Waktu luang adalah ujian. Ia bisa menjadi peluang pahala, atau jebakan dosa.
Jangan lupa bahagia. Karena kebahagiaan bukan milik mereka yang hidup tanpa masalah, tapi milik mereka yang mampu berdamai dengan kenyataan. Terkadang, kita terlalu sibuk mengejar kebahagiaan di luar sana, padahal ia tumbuh subur dalam taman hati yang bersih dari iri, dengki, dan keluh kesah yang tak perlu. Allah berfirman:
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ
"Barang siapa yang Allah kehendaki untuk diberi petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (menerima) Islam." (QS. Al-An’am: 125)
Kebahagiaan datang dari dada yang lapang, bukan dompet yang tebal. Dari hati yang menerima, bukan dari dunia yang tunduk pada keinginan kita. Maka bahagiakan dirimu dengan cara yang sederhana: berbagi, mendoakan sesama, membaca Al-Qur’an, atau sekadar bersujud dengan air mata.
Tersenyumlah, meski harimu tak seindah mimpi. Karena senyum bukan tanda semua baik-baik saja, melainkan bentuk keberanian untuk tetap berharap kepada kebaikan. Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia dengan beban paling berat, tetapi beliau adalah orang yang paling banyak tersenyum.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ كَثِيرَ التَّبَسُّمِ
"Rasulullah ﷺ adalah orang yang banyak tersenyum." (HR. Tirmidzi)
Senyum adalah sedekah. Ia tidak mengurangi hartamu, tapi menambah keberkahan. Ia tidak menyelesaikan semua masalah, tapi meringankan langkah untuk menyelesaikannya. Senyummu bisa menjadi cahaya di hati orang lain, bahkan saat hidupmu sedang gelap. Senyummu bisa menjadi doa tanpa suara, tanda bahwa engkau memilih harapan daripada putus asa.
Hidup tidak selalu sesuai skenario kita. Tapi Allah selalu menulis yang terbaik. Mungkin hari ini tidak seperti yang kau impikan, tapi bisa jadi ini jalan agar mimpimu lebih kuat dan matang. Allah berjanji:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا • إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 5-6)
Weekend adalah waktu yang sering disepelekan. Tapi bagi mereka yang sadar akan hakikat waktu, setiap detik adalah ladang akhirat. Maka jangan tunggu bahagia dari dunia. Mulailah dari hati yang bersyukur, dari pikiran yang positif, dari sikap yang rendah hati. Itulah kebahagiaan yang tak bisa dicuri oleh kegagalan, oleh kehilangan, atau oleh siapa pun.
Akhir pekan ini, ambillah waktu untuk memperbaiki wudhu, memperbanyak dzikir, memperdalam tilawah. Luangkan waktu untuk merenung: sudah sejauh mana kita berjalan di jalan yang Allah ridai? Jangan biarkan kita menjadi ahli dunia yang gagal paham makna akhirat.
Weekend ini, jangan lupa: bersyukurlah, manfaatkan waktu, bahagiakan diri dan orang lain, dan tetap tersenyum walau harimu tidak sempurna. Karena di balik senyummu, ada iman yang sedang bekerja keras melawan putus asa. Dan itu, adalah salah satu bentuk jihad yang paling mulia.
Komentar
Posting Komentar