Teori Butterfly Effect

*Butterfly Effect*

Hati - hati dengan teori ini, maksudnya seperti ini,
 
Teori ini muncul beberapa dekade setelah perang dunia ke 2 selesai.

*Teori Butterfly Effect* ini dianalogikan seperti satu diantara banyaknya kupu - kupu di hutan Amzon.

Yang karena ada 1 kupu - kupu yang *"mengepak-kan"* sayapnya bisa munculah angin topan di Amerika Serikat, dan negara - negara bagian lainnya. 

Memang banyak kupu - kupu dihutan Amazon tapi dengan adanya *1 saja* tambahan kupu - kupu yang *mengepak-kan* sayapnya bisa terjadilah Angin Topan.

Saya analogikan lagi seperti ini, ini dalam kimia ada praktikum Titrasi dimana *1 tetes saja bahan kimia* sangat berpengaruh pada hasil akhir.

Naah, terori Butterfly Effect ini sering di-sangkut-pautkan dengan terjadinya atau tercetusnya perang dunia ke 2.

Jadi tokoh utama Perang Dunia Ke 2 adalah Hitler dari Jerman.

Naaah ceritanya,, sebelum Hitler muda masuk militer dan naik terus pangkatnya atau karirnya sampai menjadi pemimpin Nazi di Jerman.

Beliau itu pernah mendaftar di fakultas kesenian di Jerman.

Hitler muda kala itu membawa hasil karya seninya lalu oleh pihak kampus karyanya tersebut dikucilkan dan menganggap remeh, lalu Hitler-pun ditolak.

Singkat cerita jadilah Hitler masuk ke dalam dunia militer.

Nah dari sinilah banyak para *"Pemikir dan Ahli Sejerah"* berpendapat.

Jikalau saja waktu itu Hitler diterima di fakultas kesenian dan juga hasil karyanya di hargai, maka Hitler sejak muda sudah berkecimpung didunia kesenian, bukan jadi militer.

*Hikmah Yang Bisa Dipetik*

1. Untuk anak - anak kita
Jangan pernah meremehkan, mengucilkan, atau mengkritiknya secara tajam.

Pertama bisa jadi hasil karyanya sekarang entah itu gambar, hasil olahraganya, nyanyinya, alat musiknya, karya tulisnya, dll akan berkembang pesat di usia yg kita tidak tahu kapan. 

Lalu dengan kita mengucilkan atau mengkritiknya dengan tajam kita bisa saja langsung *"mematahkan hatinya, semangatnya, atau jiwanya"*.

Anak kita berhenti dan *"tidak terbuka-lah segel"* potensi besar dalam diri buah hati kita. 

Kita perlu memberi support pasti, lalu arahan, bimbingan, dan *"Nasihat atau Masukannya yang Membangun*.

*Lalu marah juga boleh* tapi jika syaratnya sudah terpenuhi :
a. Sudah di tegur
b. Dinashati
c. Ingatkan kembali
d. Baru silahkan bapak / ibu marah, kenapa terakhir perlu *"Marah",* krn Allah saja menegur atau marah kepada hambanya kalau orang tersebut kelawat batas dalam hidup ini bukan.?

Anak kita juga begitu perlu juga dimarahi jika sudah "*terelawat batas."*

Oooh yaaa..,, dan untuk komunikasi dengan anak *"Mohon untuk diutamakan dialaog (2 arah) bukan selalu monolog (1 arah)".* 

Nanti anak kita bisa pergi ketempat lain yang mau berdialog dengan dia karena dirumah orangtua-nya wabil khusus tak bisa diajak berdialog. Karena dia juga butuh berbicara dan dindengar *(dialog).*

*Sejak Ribuan Tahun yang Lalu,* kita sudah diajarkan bagiamana pentinganya dialog pada anak oleh Nabi Ibrahim A.S.., bagaimana beliau berdiaolog dengan buah hati beliau yaitu Nabi Ismail A.S., ketika hendak menyembelihnya.  

"Nak ayah mendapat mimpi yang sudah beberapa kali datang, dimimpi tersebut Ayah diperintahkan untuk menyembelih engkau., bagaimana menurutmu / pendapatmu wahai anak-ku.?

Ismail kecil tahu bahwa Ayahnya adalah seorang Nabi.

Isma'il kecilpun menjawab, "Kalau Allah yang memerintahkan maka lakukanlah wahai ayah".

*2. Hikmah untuk diri kita yang sudah dewasa*

a. Ketika kita gagal dengan apa yang kita usahakan seperti kasus Hitler muda yang ditolak dikampus kesenian, jangan cepat - cepat putus asa, patah hati, atau depresi dll. 

Pelan - pelanlah tingkatakan kualitas diri kita atau produk yang kita jual agar tembus ke atasan atau ke-pasaran. 

Tentu selalulah berusaha dengan usaha bumi dan langit, kalau bisa kedua usaha ini (langit dan bumi) tidak terlalu jomplang jauh sekali bedanya.

b. Lalu aware dan care-lah terhadap teman - teman atau orang - orang disekitar kita.

Bisa jadi ada banyak disekitar kita yang juga menghadapi kondisi - kondisi semacam Hitler muda yang ditolak/dikecewakan, dll. 

Kita bisa bantu dengan memberi *"Support"* agar dia tak terlalu memikirkan penolakan atau ke-kecewaanya.

Kita juga bisa bantu beri pengelaman kita juga, yang mungkin pernah ditolak, dikecewakan, dll. Sehingga dia tak merasa sendiri yang merasakan perihnya pemolakan dan kekecewaan didunia ini, malah byk lbh berat *"Ujiannya"*

Baiklah, Alhamdulillah selesai disini tulisan kali ini..,

Dimana *"Pokok Utamanya"* ada di paragraf - paragraf awal tentang teori *Butterfly Effect.* 

Dimana bagaimana *"1 kondisi Saja Didunia Ini Jika Allah Menghendaki"* mampu membuat sesuatu yang besar seperti *(Perang Dunia ke 2).*

Terimakasih sudah membaca.. ^_^

Salam sehat selalu..,

_*Wassalammua'akum Wr.Wb..*_

_*-Saitama-*_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBIASAAN

Bipolar Dan Kopi

Perkecil Circlemu