Mendoakan Orang Lain Yang Mendapat Kebahagiaan

Doa Dan Syukur Saat Melihat Bahagia


Melihat keberhasilan dan kebahagiaan orang lain seringkali menimbulkan rasa iri di hati manusia. Padahal, Islam mengajarkan sikap yang indah: mendoakan kebaikan bagi mereka dan berharap keberkahan juga datang kepada kita. Ucapkan “Allahumma baarik” saat melihat keberhasilan orang lain. Sebab di balik kesempurnaan yang kita lihat, selalu ada ujian yang mungkin tak tampak.

Dalam kehidupan, kita tidak akan pernah lepas dari pertemuan dengan berbagai takdir manusia. Ada yang rezekinya lapang, ada yang pekerjaannya mapan, ada yang rumah tangganya harmonis, dan ada pula yang hidupnya penuh cobaan. Saat mata kita melihat orang lain bahagia, sering kali hati kita berdesir. Jika tidak dikendalikan, bisikan iri dan dengki bisa menyelinap tanpa kita sadari. Padahal, Rasulullah ﷺ telah memberikan tuntunan agar hati tetap bersih dan terjaga dari penyakit berbahaya ini.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

> «وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ»
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang Allah karuniakan kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian yang lain…” (QS An-Nisā’ 4:32).
Ayat ini mengingatkan kita agar tidak menumbuhkan rasa dengki ketika melihat orang lain mendapat kelebihan. Karena setiap manusia memiliki takdir yang berbeda-beda, dan semua telah diatur oleh Allah dengan penuh keadilan dan hikmah.

Ketika kita melihat seseorang mendapatkan keberhasilan, jangan buru-buru mengeluh, “Mengapa bukan aku?” Sebaliknya, Islam mengajarkan untuk mengucapkan doa keberkahan. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ»
Artinya: “Apabila salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang mengagumkan pada saudaranya, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan baginya.” (HR Ahmad).
Doa yang disunnahkan adalah “اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُ” (Allahumma baarik lahu) yang berarti “Ya Allah, berkahilah dia.” Dengan doa ini, kita tidak hanya membersihkan hati dari iri, tetapi juga meraih pahala dan mendatangkan keberkahan bagi diri sendiri.

Mengapa harus mendoakan kebaikan untuk orang lain? Karena keberhasilan yang mereka dapatkan bukanlah hasil instan. Ada doa-doa panjang yang mereka panjatkan, ada kerja keras yang mereka usahakan, dan ada pengorbanan yang mungkin tidak pernah kita lihat. Jika hari ini giliran mereka merasakan nikmat, bukan berarti kita tidak akan mendapatkannya. Allah ﷻ berfirman:

> «إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا»
Artinya: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Asy-Syarh 94:6).
Ayat ini menegaskan bahwa setiap ujian pasti disertai jalan keluar, dan setiap hamba memiliki waktu masing-masing untuk meraih keberhasilan.

Sering kali kita mengira kehidupan orang lain sempurna. Padahal, kesempurnaan itu bisa jadi hanya tampilan luar. Kita tidak pernah tahu apa yang mereka tanggung. Mungkin di balik senyum yang mereka tunjukkan, ada air mata yang tak terlihat. Mungkin di balik keberhasilan yang tampak, ada kehilangan yang mereka pendam. Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita tidak melihat dunia hanya dari kulitnya. Beliau bersabda:
«انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ»
Artinya: “Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian (dalam hal dunia), dan jangan melihat kepada orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR Muslim).

Iri hati hanya akan menggerogoti ketenangan jiwa. Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ»
Artinya: “Hati-hatilah kalian terhadap sifat hasad (dengki), karena hasad itu akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).
Hadits ini memperingatkan kita bahwa dengki tidak hanya menghilangkan ketenangan, tetapi juga menghapus pahala yang sudah susah payah kita kumpulkan.

Lalu bagaimana cara agar hati kita tenang ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat? Pertama, ucapkan doa keberkahan seperti yang diajarkan Nabi: “Allahumma baarik lahu.” Kedua, tanamkan keyakinan bahwa nikmat yang dimiliki orang lain tidak akan mengurangi rezeki kita. Allah ﷻ sudah menetapkan setiap jatah dengan penuh keadilan. Ketiga, sibukkan diri dengan bersyukur atas apa yang kita punya. Syukur adalah kunci kebahagiaan sejati. Allah ﷻ berfirman:

> «لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ»
Artinya: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS Ibrahim 14:7).

Maka, setiap kali melihat kebahagiaan orang lain, jangan biarkan hati kita sempit. Jadilah pribadi yang mendoakan sesama, bukan yang iri. Sebab doa untuk saudara seiman akan kembali kepada diri kita. Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ»
Artinya: “Tidaklah seorang hamba mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, kecuali malaikat berkata: ‘Dan bagimu yang sama.’” (HR Muslim).

Jangan iri, jangan merasa kurang. Doakan keberkahan bagi saudaramu. Insya Allah, giliranmu juga akan tiba, karena janji Allah pasti benar. Dan ingat, di balik apa yang kita anggap kesempurnaan, mungkin ada ujian yang tidak kita ketahui. Syukurilah yang kita punya, karena itulah jalan menuju bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBIASAAN

Perkecil Circlemu

Bipolar Dan Kopi