Postingan

KEBIASAAN

Gambar
Pembeda antara orang sukses dan orang gagal adalah “KEBIASAN”, orang sukses memiliki “KEBIASAN” yang baik orang gagal memeliki “KEBIASAN”   yang buruk,   orang sukses adalah dia yang mengendalikan “KEBIASANNYA” dan orang gagal adalah yang dikendalikan “KEBIASANNYA”.

Kebahagiaan Itu Ilusi

Gambar
Kamu sering dengar Semua orang berhak bahagia?   Tapi dalam buku Be Calm Be Happy, neurosains membuktikan: otak kita tidak dirancang untuk bahagia terus-menerus    Faktanya:   - Bahagia adalah mode default otak primitif yang justru membuat kita terjebak dalam zona nyaman.   - Studi Harvard menunjukkan: Orang yang terlalu memaksakan kebahagiaan justru 3x lebih rentan stres ketika menghadapi masalah.   "Jangan kejar bahagia. Kejar ketenangan. Karena ketenangan adalah fondasi kebahagiaan sejati."  KENAPA KAMU LARI DARI KESEPIAN?  (Padahal Ini Obat Paling Ampuh…) Cerita Nyata: Seorang CEO startup sukses di buku ini bercerita:   "Aku takut sendiri. Aku sibukkan diri dengan kerja, party, hingga toxic relationship… sampai akhirnya burnout." Analisis Psikologis: - Kesepian adalah alarm alami otak untuk mengajakmu berdialog dengan diri sendiri. - Riset UC Berkeley membuktikan: Orang yang berdamai dengan kesepian 2x...

Kisah Sahabat Rasulullah, Abbad Bin Bisyir Radhiallahu 'Anhu

*”Kisah Sahabat Rasulullah, Abbad Bin Bisyir Radhiallahu 'Anhu”* Abbad pernah suatu ketika dalam sebuah perperangan dan saat malam datang, ditugaskan menjaga posko pertahanan.  Abad melihat temannya yg hendak menjaga mengantuk dan kelelahan maka Abbad “Berinisiatif” “Menawarkan diri” agar temannya tersebut istitrahat biarlah Abbad yang menjaga posko.  Lalu muncul dalam benak Abbad dari pada saya hanya menjaga posko bagaimana kalau saya sambil Sholat.  Ketika Abbad sholat panah menancap ditanggannya, abad menarik panah tersebut dan terus melanjutkan sholatnya. Lalu menancap lagi panah ke 2, lagi – lagi Abbad menarik panah yang ke 2 tersebut dan tetap melanjutkan sholatnya.  Lalu menancaplah panah yang ke tiga, lalu abbad menarik lagi anak panah itu dan mengakhir bacaan sholatnya, lalu Abbad rukuk dan sujud. Diantara sujjud inilah Abbad mengulurkan tanggannya kepada sahabatnya yang sedang tidur. Ditarik – tariknya kawannya tersebut sampai terbangun. Kemudian ‘Abbad ban...

Bukan Gebrakan Besar

Banyak orang terobsesi dengan gebrakan besar. Sekali lari 42 km.  Sekali duduk nulis buku.  Sekali bikin produk kayak apple.  Berharap hidupnya berubah. Keren, iya. Tapi langka. Karena yang mengubah hidup itu bukan satu malam penuh semangat.  Tapi pagi-pagi biasa yang dijalani berulang. Bukan satu sesi maraton olahraga. Tapi jalan kaki 30 menit setiap hari. Bukan nulis sehari semalam. Tapi satu paragraf yang ditulis tiap sore. Bukan sekali bangun produk langsung jadi. Tapi iterasi berulang kali. Gebrakan mungkin bikin kagum. Tapi kebiasaan kecil yang terus-menerus, itulah yang bikin hidupmu benar-benar pindah tempat.

Orang Yang Berpiendidikan Sebetulnya

Gambar
Di dunia yang dipenuhi informasi, kecerdasan sejati terletak pada kemampuan menyaring apa yang benar-benar bernilai. Banyak orang mengira kepintaran diukur dari banyaknya fakta yang dihafal, tetapi Adler menegaskan bahwa kecerdasan sejati adalah kebijaksanaan dalam memilah. Orang yang benar-benar berpendidikan tahu mana pengetahuan yang mendasar dan mana yang sekadar hiburan. Mereka tidak terjebak dalam debat tidak penting atau terdistraksi oleh hal-hal remeh. Sebaliknya, mereka fokus pada ide-ide besar yang membentuk karakter dan pemikiran.   Jadi, berhentilah mengejar pengetahuan yang dangkal. Sebaliknya, perdalam pemahamanmu tentang hal-hal yang benar-benar berpengaruh dalam hidup.

Fokus Adalah Senjata Rahasia

Fokus itu kompas. Yang bantu kamu bilang, “Ini tujuanku. Yang lain nanti.” Fokus itu sulit, karena otak kita memang mudah teralihkan. Notifikasi, headline clickbait, seperti umpan di kail yang menggoda klik. Di zaman orang suka multitasking, fokus sering dianggap kuno. Padahal, fokus adalah senjata rahasia untuk mencapai hal besar. Di dunia kerja, yang fokus bukan yang paling sibuk, tapi yang paling selesai. Di bisnis, yang bertahan bukan yang paling viral, tapi yang paling bernilai. Dalam hidup, yang menang bukan yang melakukan semuanya, tapi yang penting. Katakan TIDAK pada distraksi, dan YA pada hal-hal yang benar-benar bermakna. Jadi,  Apa satu hal penting yang layak dapat perhatian penuhmu hari ini?  Dan apa yang bisa kamu abaikan untuk mencapainya?

Menghargai Pendapat Orang Lain

Merasa paling benar adalah jebakan batin yang halus namun berbahaya. Saat seseorang terlalu mengagumi pendapatnya sendiri, ia tak lagi membuka ruang untuk belajar, mendengar, atau tumbuh. Ia terjebak dalam keyakinan bahwa hanya pandangannya yang layak didengar, sementara pendapat orang lain dianggap remeh atau salah. Padahal, kebenaran sering kali bersifat kompleks dan tak selalu bisa dimonopoli oleh satu suara saja. Merendahkan pendapat orang lain bukan hanya menunjukkan kesombongan intelektual, tetapi juga mempersempit cakrawala berpikir. Dunia ini penuh dengan sudut pandang yang beragam dan dari keberagaman itulah pemahaman yang utuh bisa muncul. Orang yang bijak tidak menutup diri, justru senang diuji, dikritik, dan diperluas wawasannya melalui dialog yang jujur. Mendengar bukan berarti lemah, justru itu tanda kekuatan untuk memahami lebih dalam. Merendah dalam berpikir adalah tanda dari kecerdasan yang matang. Orang yang sadar akan keterbatasannya tahu bahwa setiap suara bisa memb...

Buku Yang Buruk

Adler sangat menekankan pentingnya selektivitas dalam membaca. Di era informasi yang berlebihan seperti sekarang, kita mudah terjebak pada konten-konten dangkal yang tidak memberi nilai tambah. Membaca sesuatu yang buruk tidak hanya membuang waktu, tapi juga bisa mengisi pikiran dengan perspektif yang keliru.   Lebih baik membaca satu buku berkualitas seratus kali daripada seratus buku sampah. Adler, dalam bukunya How to Read a Book, mengajarkan bahwa membaca adalah seni—kita harus aktif mengevaluasi, mempertanyakan, dan menyerap ide-ide besar dari karya terbaik.   Pilihlah bacaan yang menantang pikiranmu, memperkaya jiwa, dan menginspirasi tindakan. Seperti kata Adler, Dalam membaca, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas.