Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Hal Yang Tak Tersampaikan Tentang Kemerdekaan Bangsa Kita

*"Cara Bangsa Kita Bisa Merdeka"* Anda yang lahir digenerasi 90an pasti pernah mendapat soal seperti ini ketika disekolah : *Indonesia merdeka karena :* a. Diberikan oleh penjajah b. cakcikcuk cakcikcuk c. dum dum dum dum d. Karena perjuanagan Rakyat Indonesia Pasti Anda memilih yang *D* bukan.? Selain memang kita diajarkan seperti itu, namun sesungguhnya itu tidak "Utuh" ada hal yang kurang. Saya ceritakan ini by fakta (silahkan cari di google nanti) dan pendekatan yang lebih utuh dan seru.. :)  Jadi Belanda itu mundur dari Indonesia bukan semata - mata Jepang datang dan "Mendepak" Belanda. Belanda mundur karena sedang mengalami hal sulit di negaranya, dimana Jerman menyerang Belanda, sehingga kondisi dalam negerinya melemah, So..,mundurlah dia.  Jadi tidak semata - mata Jepang "Datang" dan "Mendepak" Belanda sehingga Belanda pergi.  Ok lanjut., Lalu kita mengalami penjajahan yange ke - 2 oleh Jepang. Nah disini juga kita merdeka bukan...

Beribadah-lah Bukan Hanya Takut Akan Dosa

*Tangga dalam Diri Fajar* Fajar dulu takut mati. Setiap malam ia gelisah, membayangkan api neraka, kubur yang gelap, dan malaikat yang menanyai. Ia tak pernah benar-benar paham mengapa harus salat, tapi ia tetap menunaikannya—karena takut. Takut murka Tuhan. Takut dosa. Takut dihukum. Ia tak pernah merasa dekat dengan Allah. Yang ia kenal hanyalah aturan dan larangan. Setiap kali gagal bangun Subuh, ia menangis… bukan karena ia rindu pada Allah, tapi karena takut dosanya ditambah lagi. Hingga suatu malam, setelah kehilangan pekerjaan, dan ditinggal kekasih yang sangat ia cintai, Fajar terduduk dalam sunyi. Tak ada lagi yang bisa ia andalkan. Dunia seperti menarik karpet dari bawah kakinya. Saat itulah ia mulai berdoa. Tapi berbeda. Kali ini bukan karena takut, tapi karena *ia berharap*. “Ya Allah, aku tahu aku banyak salah. Tapi jangan biarkan aku sendiri,” bisiknya, pelan. Hari-hari berikutnya ia mulai mendekat kepada Allah dengan wajah yang berbeda. Ia mulai percaya bahwa Allah bukan...

Bayar Hutang Lancarkan Rezeki

Gambar
Bayar Utang, Lancarkan Rezeki Kadang kita bertanya-tanya mengapa hidup terasa sempit, jalan terasa buntu, dan rezeki seperti tersumbat. Padahal shalat kita tak pernah tinggal, doa kita mengalir setiap malam. Tapi pernahkah kita merenung bahwa ada satu hal yang kita abaikan hutang yang belum dibayar, atau bahkan belum diniatkan untuk dilunasi? Hutang bukan hanya soal uang. Ia adalah tanggung jawab, amanah, dan hak orang lain yang kita genggam. Ketika seseorang berutang, maka secara syariat ia mengikat dirinya pada janji untuk melunasi. Janji itu bukan hanya kepada manusia, tapi juga disaksikan oleh Allah. Rasulullah ﷺ bersabda: "نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ" “Ruh seorang mukmin tergantung karena hutangnya sampai hutangnya dilunasi.” (HR. Tirmidzi, no. 1078) Bayangkan, bahkan orang sebaik apapun amalnya, takkan bisa tenang setelah wafat jika masih meninggalkan utang yang belum diselesaikan. Maka bagaimana mungkin rezeki dunia akan ...

Teori Butterfly Effect

Gambar
*Butterfly Effect* Hati - hati dengan teori ini, maksudnya seperti ini,   Teori ini muncul beberapa dekade setelah perang dunia ke 2 selesai. *Teori Butterfly Effect* ini dianalogikan seperti satu diantara banyaknya kupu - kupu di hutan Amzon. Yang karena ada 1 kupu - kupu yang *"mengepak-kan"* sayapnya bisa munculah angin topan di Amerika Serikat, dan negara - negara bagian lainnya.  Memang banyak kupu - kupu dihutan Amazon tapi dengan adanya *1 saja* tambahan kupu - kupu yang *mengepak-kan* sayapnya bisa terjadilah Angin Topan. Saya analogikan lagi seperti ini, ini dalam kimia ada praktikum Titrasi dimana *1 tetes saja bahan kimia* sangat berpengaruh pada hasil akhir. Naah, terori Butterfly Effect ini sering di-sangkut-pautkan dengan terjadinya atau tercetusnya perang dunia ke 2. Jadi tokoh utama Perang Dunia Ke 2 adalah Hitler dari Jerman. Naaah ceritanya,, sebelum Hitler muda masuk militer dan naik terus pangkatnya atau karirnya sampai menjadi pemimpin Nazi di...

Tak Usah Sibuk Terlihat Baik Oleh Semua Orang

*MANHAJ SALAF* *🥬SEBUAH RENUNGAN NASIHAT 🥬* 🍍Engkau adalah orang yang istimewa bagi orang yang mencintaimu. 🍍Tapi engkau adalah orang biasa bagi orang yang tidak mengenalmu. 🍍Engkau adalah orang yang benar bagi orang yang memahamimu. 🍍Tapi engkau adalah orang yang salah bagi orang yang memusuhimu. 🍍Engkau adalah orang yang menyenangkan bagi orang yang menyukaimu. 🍍Tapi engkau adalah orang yang menyebalkan bagi orang yang membencimu. 🍍Begitulah pada akhirnya setiap orang memiliki pandangannya masing masing. 🍍Dan setiap orang akan memperlakukanmu sesuai dengan apa yang mereka ketahui. 🍍Karena itu engkau tak perlu bersusah payah agar tampak baik di mata orang lain. 🍍Sebab sebaik apapun seseorang akan tetap ada yang membencinya, Dan seburuk apapun seseorang tetap ada yang menyukainya. 🍍Maka cukuplah dengan mencari ridha Allah bagimu, Dan tinggalkan segala upaya mencari keridhaan manusia,  🍍Karena mencari ridha semua manusia adalah hal yang mustahil dapat kau raih. 🤲🏼Sed...

Utuhlah Melihat Segala Peristiwa

*Menyadari Peristiwa* Ada satu titik hening dalam hidup, di mana kita mendadak sadar: tidak semua hal harus diberi reaksi.  Tidak semua peristiwa membutuhkan penilaian. Tidak semua kejadian layak dibebani makna emosional.  Di sanalah kita mulai memahami bahwa dunia tak bergerak untuk merugikan atau menguntungkan kita. Dunia hanya... terjadi. Kejadian adalah netral. Ia datang seperti hujan turun—tak ada niat baik atau buruk, hanya air jatuh dari langit.  Lalu manusialah yang memaknai: petani bersyukur, pengendara mengumpat. Tapi hujan tetaplah hujan.  Ia tidak pernah punya motif. Sama halnya dengan peristiwa yang menimpa kita, besar maupun kecil.  Ia tidak pernah datang untuk membuat kita menderita atau bahagia. Ia hanya datang. Titik. Namun kita, manusia, adalah makhluk penafsir. Kita tidak hanya melihat, kita menilai. Kita tidak hanya mendengar, kita menimbang.  Kita tidak hanya mengalami, kita menyimpulkan. Sering kali, kesedihan kita lahir bukan dari kej...

Jangan Langsung Mengambil Kesimpulan

*Jangan Terburu-buru Mengambil Kesimpulan* Pernahkah kita menyesal karena terlalu cepat menyimpulkan sesuatu? Seperti saat melihat seseorang tertawa sendiri, kita pikir ia sedang mengejek—padahal mungkin ia sedang menertawakan kenangan masa kecil.  Atau ketika hujan deras turun dan kita menggerutu, tak tahu bahwa hujan itu sedang menjawab doa petani yang telah lama memandang langit dengan harap. Begitu mudahnya kita terjebak dalam potongan-potongan kecil dari cerita yang utuh. Kita lihat secuil, lalu menyangka telah paham semuanya.  Padahal, hidup ini seperti membaca satu halaman dari novel tebal—mustahil tahu arah kisah hanya dari sebaris kalimat. Kadang kita mendengar satu kabar, lalu menaruh label. Melihat satu sikap, lalu membuat kesimpulan. Kita lupa bahwa manusia adalah samudra dalam, penuh arus yang tak tampak di permukaan.  Mungkin seseorang tampak marah, tapi siapa tahu hatinya sedang remuk karena kehilangan? Mungkin ia terlihat menjauh, tapi sebenarnya sedang me...

Makna Dibalik Mahar Seperangkat Alat Sholat

Gambar
Tanggung jawab suami: Pemberian mahar ini menunjukkan bahwa suami siap membimbing istri dalam menjalankan kewajiban agama, termasuk sholat.  Simbol ibadah: Seperangkat alat sholat seperti sajadah dan mukena melambangkan pentingnya ibadah dalam kehidupan pernikahan.  Motivasi untuk beribadah: Mahar ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi pasangan untuk selalu menjaga sholat dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.  Tidak merendahkan: Meskipun sederhana, mahar seperangkat alat sholat tidak dianggap merendahkan wanita, justru bisa menjadi simbol kebaikan jika dimanfaatkan dengan baik.  Kesederhanaan: Mahar ini juga mengajarkan tentang kesederhanaan dalam pernikahan dan fokus pada nilai-nilai spiritual.

Kenapa Harus Selalu Minum Obat Darah Tinggi.?

Gambar
Orang dengan darah tinggi (hipertensi) harus selalu minum obat secara teratur karena: 1. Hipertensi tidak bisa sembuh total, hanya bisa dikendalikan Darah tinggi adalah kondisi kronis—artinya, biasanya berlangsung seumur hidup. Obat membantu menjaga tekanan darah tetap normal dan stabil. 2. Mencegah komplikasi berbahaya Kalau tidak dikontrol dengan obat, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan: Stroke Serangan jantung Gagal ginjal Kebutaan Kerusakan pembuluh darah otak dan jantung 3. Obat menjaga kerja jantung dan ginjal tetap aman Tekanan darah tinggi memaksa jantung dan ginjal bekerja ekstra. Obat membantu meringankan beban organ agar tidak cepat rusak. 4. Gejala sering tidak terasa, tapi tetap berbahaya Banyak orang tidak merasakan keluhan apa-apa, padahal tekanan darah sudah tinggi. Tanpa obat, bisa tiba-tiba terkena stroke atau serangan jantung mendadak. > Catatan penting: Obat darah tinggi bukan untuk sementara waktu. Walaupun tekanan darah sudah turun, bukan berarti...

Kekuatan Sejati

Kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk membangun tanpa perlu mengumumkan setiap batu bata yang diletakkan. Karya besar seringkali lahir dari ketenangan, dari dedikasi yang tak terlihat.

Depresi atau Mental Dishealth

Kita rajin olahraga, minum vitamin, dan makan salad, tapi lupa satu hal: kesehatan mental bukan bonus, melainkan fondasi. Data WHO menyebutkan bahwa lebih dari 300 juta orang di dunia mengalami depresi. Namun yang mengejutkan, sebagian besar penderita tidak merasa dirinya sakit. Bukan karena gejalanya hilang, tetapi karena dianggap wajar oleh masyarakat. Kita menyamakan “lelah batin” dengan “memang hidup itu keras”. Akibatnya, penderitaan yang bisa disembuhkan, malah dibiarkan membusuk. Seorang karyawan masuk kerja tiap hari, senyum di wajahnya lengkap, tapi ada lubang menganga dalam jiwanya yang tak pernah ia bicarakan. Seorang mahasiswa aktif di organisasi, punya banyak teman, tapi setiap malam ia merasa hampa dan mempertanyakan eksistensinya. Sementara seorang ibu rumah tangga mengurus rumah dengan sepenuh hati, tapi diam-diam merasa tidak punya identitas selain sebagai pelengkap rutinitas orang lain. Kesehatan jiwa bukan tentang tidak punya masalah, melainkan kemampuan untuk tetap ...

Do'a Yang Tak Terkabul

Gambar
Ketika Doa Tak Dikabulkan Allah Dalam hidup, kita sering menilai kebahagiaan dari terkabulnya keinginan. Padahal, tidak semua yang kita pinta adalah kebaikan bagi kita. Kadang, justru doa yang tak dikabulkan adalah wujud kasih sayang Allah yang menyelamatkan kita dari hal yang lebih buruk. Itulah pilihan terbaik menurut-Nya. Sebagian besar manusia memaknai doa sebagai pintu pengabulan. Jika dikabulkan, maka senanglah hati. Jika tidak, muncullah kecewa, resah, bahkan prasangka. Padahal, sejatinya tidak dikabulkannya doa bukan berarti Allah tidak mendengar, apalagi menolak. Ia Maha Mendengar setiap bisikan. Maha Tahu apa yang terbaik. Maka, terkabulnya doa adalah kebahagiaan karena itu keinginan kita, namun tidak dikabulkannya doa seharusnya lebih membahagiakan karena itu pilihan Allah. Ketika kita memanjatkan doa dan harapan, seringkali yang kita minta adalah hal-hal yang kita anggap baik. Kita ingin sesuatu karena kita menyukainya. Kita menghindari sesuatu karena kita tidak...

Prinsip Hidup Yang Bikin Kamu Tahan Banting

Gambar
Mental yang lemah bukan bawaan lahir. Itu akibat dari hidup tanpa prinsip. Banyak orang terlihat kuat dari luar, tapi runtuh saat tekanan datang. Bukan karena hidup terlalu berat, tapi karena mereka tidak tahu apa yang bisa dijadikan pijakan saat dunia guncang. Mereka sibuk mengejar kenyamanan, bukan ketangguhan. Penelitian dari American Psychological Association menunjukkan bahwa faktor utama yang membuat seseorang bertahan dalam tekanan bukanlah kecerdasan atau latar belakang, melainkan resilience mindset sebuah pola pikir yang dibentuk dari nilai-nilai yang dipegang teguh. Angela Duckworth dalam bukunya Grit menyebut bahwa ketahanan bukan sekadar bakat bertahan, tapi buah dari prinsip yang dipilih secara sadar. Ada orang yang kehilangan pekerjaan, tetap tenang. Ada yang ditinggal pasangan, tetap berjalan. Ada yang difitnah, tapi tetap bisa tersenyum. Apa yang mereka miliki? Jawabannya bukan keberuntungan. Mereka punya prinsip yang jelas. Seperti fondasi rumah, prinsip hi...

Lemah Itu Bukan Takdir

*Lemah Itu Bukan Takdir* Ada jiwa yang tak lagi menggenggam apa-apa. Bukan karena kehilangan, tapi karena memilih menyerah sebelum mencoba. Ia duduk di pinggir kehidupan, menatap langkah orang lain. Penuh keluh, tanpa arah. Bukan karena tak mampu, tapi karena tak pernah mau berjuang. Lemah itu bukan bawaan. Ia tumbuh pelan-pelan. Dipelihara dari hari ke hari oleh jiwa yang tak punya prinsip. Jiwa yang mudah menyerah, mudah mengikuti angin, tak tahu arah, tak punya pegangan. Kita sering salah sangka. Mengira lemah itu lembut. Mengira pasrah itu sabar. Padahal beda. Lemah adalah membiarkan diri hanyut tanpa arah. Lemah adalah tidak mau melawan kesalahan, hanya karena takut ditinggal orang. Lemah adalah memilih diam, meski tahu diam itu membunuh jiwa. Di banyak budaya, lemah dianggap kutukan. Tapi di zaman ini, lemah dibungkus kata "menerima". Padahal bukan menerima. Itu menyerah. Dalam Islam, Rasulullah bersabda: *"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah darip...

5 Fakta Otak Kanan dan Kiri

Gambar
5 Fakta Tentang Otak Kanan vs Otak Kiri yang Sering Disalahpahami Kamu mungkin pernah dengar istilah “anak otak kiri” dan “anak otak kanan”, ya? Katanya, kalau otak kiri itu logis dan pintar matematika, sementara otak kanan lebih kreatif dan imajinatif. Tapi… apakah benar sesederhana itu? 1. Otak Kiri itu Logis, Otak Kanan itu Kreatif? Gak Sepenuhnya Benar! Memang benar, otak kiri lebih dominan dalam hal bahasa dan angka, sedangkan otak kanan lebih aktif saat kita membayangkan gambar atau merasakan musik. Tapi bukan berarti keduanya bekerja sendiri-sendiri. Semua aktivitas kita itu hasil kerja tim antara kedua belahan otak. 2. Orang Gak Cuma Pakai Satu Sisi Otak Banyak orang bilang, “Saya orangnya otak kanan banget nih!” Padahal, secara ilmiah, gak ada orang yang cuma pakai otak kiri atau kanan saja. Mau kamu lagi ngitung, nulis puisi, atau main bola – dua sisi otak kamu tetap aktif bareng-bareng. 3. Kreativitas Gak Cuma dari Otak Kanan Kalau kamu suka menggambar atau menul...

Jangan Mudah Meng-Judge Orang

Gambar
Betapa mudahnya kita menghakimi seseorang hanya karena tindakannya berbeda dari nilai atau cara pikir kita. Padahal, setiap orang membawa beban, cerita, dan pengalaman yang tidak terlihat di permukaan. Kita melihat seseorang bersikap dingin — tapi tak tahu luka seperti apa yang sedang ia sembunyikan. Kita menilai pilihan hidup orang lain aneh — padahal itu mungkin satu-satunya jalan yang tersisa baginya. Kita mengkritik tanpa benar-benar bertanya: “Apa yang sedang kamu hadapi?” Kutipan Kang Maman ini mengingatkan kita untuk menahan lidah, membuka hati, dan memperluas sudut pandang. Salam Kato 🖐️ Lalu ini lanjutan dari abuya : 1. Nah ini relevansinya adalah juga perihal berbeda nya sitem nilai dan pola asuh yg diterapkan di rumah dengan yg diluar, kudu bijak menyikapi dan menjelaskannya pada cucu cucu kami. Karena pastilah berbeda-beda, apa lagi di Pagarsi itu heterogen sekali klas sosial dan ekonomi karena berbatasan dengan perumahan pula. 2. [16/7, 11.54] Abi 3 New: Cont...

Saat Membaca Jangan Multi Tasking

“Baca Lebih Banyak, Serap Lebih Dalam” Sebuah studi di University of California menunjukkan bahwa multitasking saat membaca seperti buka sosmed di sela baca buku menurunkan pemahaman hingga 40 persen. Otak dirancang menyerap dalam mode fokus, bukan terbagi-bagi seperti notifikasi ponselmu. Kita hidup di zaman cepat. Scroll baca berita, pindah ke thread Twitter, lanjut ke YouTube, lalu buka e-book lima menit doang. Rasanya produktif, tapi hasilnya? Kosong. Yang diingat cuma judul dan quote-nya, bukan maknanya. Otak kebanjiran informasi, tapi gak dikasih waktu buat mencerna. Membaca sekarang lebih sering jadi hiburan cepat, bukan latihan intelektual. Akibatnya, kita jadi gampang terkesima kutipan, tapi malas ngulik konteks. point keren nya sbb: 1.Membaca cepat itu penting, tapi membaca dalam jauh lebih penting Cal Newport menyebut *deep reading* sebagai *otot yang bisa dilatih.* Baca buku dengan penuh konsentrasi, tanpa gangguan, akan membangun koneksi neuron yang memperdalam ingatan dan...

Seorang Anak Penemu AI Kesehatan Mental

Gambar
Kisah Inspiratif, Ditolak 11 Kali di Negeri Sendiri, Diundang Google, Kini Jadi CEO Startup AI di Usia 18! Namanya Christopher Farrel Millenio Kusuma — anak muda yang pernah dianggap “terlalu muda untuk bicara teknologi”, kini justru menjadi sorotan dunia. Semua berawal dari riset kecerdasan buatan (AI) yang ia kerjakan sejak SMP. Berbekal rasa ingin tahu dan internet seadanya, Farrel mulai mengembangkan sistem AI untuk mendeteksi gangguan mental melalui ekspresi wajah dan suara. Ia mengirimkan risetnya ke berbagai lembaga dan lomba ilmiah di Indonesia. Hasilnya? 11 kali ditolak. Bukan karena tak berbakat, tapi karena dianggap belum "layak" karena masih pelajar dan idenya dianggap terlalu “mimpi”. Tapi Farrel tidak berhenti. Ia menulis ulang proposalnya dalam bahasa Inggris, mengirimkannya ke luar negeri. Hingga suatu hari… sebuah email masuk: 📩 “You’re invited to present your research at Google AI Conference.” Ya, Google tertarik. Bukan hanya itu, ia juga diberi...

Tak Harus Melulu Menjadi Unta

*Pernahkah Engkau Menjadi Unta? Kini Saatnya Menjadi Singa* Unta itu sabar. Tahan lapar. Tahan haus. Tahan beban. Tapi dia hanya *pengangkut*. Disuruh ke mana saja, dia ikut. Disuruh diam, dia diam. Disuruh jalan, dia jalan. Unta tidak pernah memilih jalan hidupnya. Dia hanya patuh. Setia. Pasrah. Pernahkah engkau menjadi unta? Mengikuti arus. Menaati perintah. Diam ketika diperlakukan semena-mena. Sabar, katanya. Ikhlas, katanya. Tapi jangan lupa, terlalu lama menjadi unta, bisa membuat kita lupa menjadi manusia. Lupa memilih. Lupa menentukan arah. Padahal hidup ini bukan sekadar bertahan. Hidup ini tentang menyalakan nyala. Mencipta jejak. Menentukan langkah. Itulah mengapa, kita harus belajar menjadi singa. Singa tidak menunggu disuruh. Ia mencari. Ia memilih. Ia memimpin. Singa tidak menunggu lapar. Ia berburu. Singa tidak diam saat diserang. Ia mengaum. Melawan. Membalas. Itulah energi *izzah*. Itulah harga diri. Allah berfirman: *"Janganlah kamu merasa lemah dan jangan berse...

The Title is not ready yet

*Ikatan Rantai yang Dianggap Sebagai Pelukan Mesra* Kadang, hidup mempertemukan kita dengan sesuatu yang terasa seperti belenggu—ikatan yang tampaknya mengekang langkah, membatasi ruang, dan mengunci arah. Tapi benarkah semua yang terlihat seperti rantai itu adalah bentuk penjara? Atau jangan-jangan, kita sedang berada dalam pelukan yang lembut, mesra, dan penuh makna, hanya saja kita terlalu sibuk melawan hingga lupa rasanya dipeluk? Ada masanya kita merasa lelah dengan rutinitas yang itu-itu saja. Bangun pagi, bekerja, pulang, tidur—dan besok mengulang lagi. Kita mengeluh, "Kok hidup cuma begini?" Padahal di balik ritme itu, ada cinta yang menunggu kita sadari. Ada anak yang menanti kepulangan orang tuanya. Ada pasangan yang diam-diam bersyukur karena masih bisa makan malam bersama. Ada tubuh yang tetap sehat karena disiplin yang kita anggap monoton. Apa yang kita sebut sebagai ‘rantai’ itu, bisa jadi adalah pelukan-pelukan kecil dari kehidupan. Ada sebuah kalimat bijak: ...

Pentingnya Ilmun Agama

Gambar
Cahaya Keluarga dari Ilmu Qur'an Banyak orang mengejar dunia seakan-akan waktu tak akan habis. Mereka menuntut ilmu untuk meraih jabatan, gelar, harta, dan nama besar. Namun, di tengah kesibukan itu, lupa menuntut ilmu yang justru menjadi pondasi keselamatan dunia dan akhirat: ilmu agama. Padahal, jika seorang laki-laki tak mengaji, siapa yang akan menuntun istrinya mendekat pada Allah? Jika seorang perempuan tak mengaji, bagaimana mungkin ia sanggup menanamkan iman pada anak-anaknya? Dan jika anak-anak tak dibiasakan mengaji, lantas dengan apa mereka akan mendoakan kedua orang tuanya saat kelak telah tiada? Seorang suami adalah imam. Allah berfirman,  "الرجال قوامون على النساء"  "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita" (QS. An-Nisa’: 34). Tugas seorang imam bukan sekadar memberi nafkah, tetapi juga memimpin dalam ketaatan. Ketika laki-laki meninggalkan majelis ilmu, ia sedang menutup pintu cahaya bagi keluarganya. Istri yang tidak diaja...

Kasih Sayang Pada Anak Yang Sesungguhnya

*PR yang Tidak Pernah Selesai* Namanya Ziya. Usianya sebelas tahun. Ia tinggal di sebuah rumah kecil di pinggiran kota bersama ibunya yang keras dan selalu ingin Ziya jadi “anak yang membanggakan”. Setiap malam, Ziya duduk mengerjakan PR di ruang tamu, ditemani suara ibu yang terus-menerus mengulang, “Kamu harus bisa. Jangan seperti ayahmu yang gagal.” Jika Ziya salah menjawab soal, ibunya membentak. Jika nilainya turun, ibunya tak bicara seharian. Kadang, Ziya merasa nilai di kertas lebih penting dari perasaannya sendiri. Ia tidak membenci ibunya—tapi ia tak lagi tahu apakah itu yang disebut kasih sayang. Suatu sore, Ziya duduk sendirian di teras masjid dekat rumah. Ia memandangi kertas PR yang terlipat. Di sampingnya, Pak Rauf—penjaga masjid yang sudah sepuh—membawa sebotol teh hangat dan tersenyum. “Sudah sore, tapi kamu masih membawa PR?” Ziya mengangguk pelan. “Capek, ya?” Ziya tidak menjawab. Hanya menunduk. Kemudian perlahan ia bertanya, “Pak Rauf… kalau orang tua marah terus, i...

Lanjutan Kisah Sahabat Abdullah bin Jahsy Radhiallâhu Part 2

  ·         Dalam kisah sahabat Abdullah bin Jahsy Radhiallâhu 'anhu ada Kisah atau Asabab turunya ayat 217 surat Al – Baqarah.   ·         Jadi Abdullah bin Jahsy Radhiallâhu 'anhu diminta rasul rasull untuk berjalan dalam sebuah misi dan dibekalkan 1 buah surat dari rasul.   Rasullah berpesan bukalah isi surat ini setelah 2 hari perjalanan.   Benarlah setelah 2 hari perjalanan dibuka surat itu oleh Abdullah bin Jahsy Radhiallâhu isinya adalah :   "Bismillaahr-ahmaanirahiim. Amma ba'du, pergilah kau dengan kawan-kawan yang menyertaimu disertai keberkahan dari Allah hingga kau mencapai sebuah kebun kurma. Dari sana, kau bisa mengintai kegiatan kafilah Quraisy, lalu kau kembali membawa berita mereka".   Singkat cerita sampailah dikebun kurma dan Tiba-tiba, mereka melihat kafilah Quraisy dikawal oleh Amru ibnul Hadhrami, Utsman ibnul Mughirah, dan saudaranya; Naufal dan al-Hakam bin ...